Progam Linier dg kendala ³ atau = : Metode Teknik M
- Pembahasan terdahulu hanya kendala bertanda ≤ , topik pembahasan selanjutnya untuk kendala bertanda ≥ dan atau bertanda =
- Untuk menyelesaikan kasus tersebut kita memerlukan variable dummy(variable palsu) atau artificial var. sehingga basis awal bisa tetap ada .
- Untuk tanda ≥ masih menggunakan variable S dan R sedangkan untuk tanda (=) menggunakan variable dummy R saja.
- Contoh :
Berdasarkan kendala :
X1 ≥ 4
2X2 ≥ 12
3X1 + 2X2 = 18
X1, X2 ≥ 0
PL dg kendala ³ atau = lanjutan
- Jika dituliskan dalam bentuk standar :
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2 +0S1 + 0S2 – MR1– MR2 – MR3
Atau
Z – 3X1 – 5X2 + 0S1 + 0S2 + MR1 + MR2 + MR3 = 0
X1 -
S1 + R1 = 4
2X2 – S2 + R2 = 12
3X1
+ 2X2
+ R3 = 18
X1, X2
, S1 , S2 , R1 , R2 , R3 ≥ 0
- Perrhatikan bahwa penalty M di atas bertanda (–) karena fungsi tujuannya maksimasi, jika fungsi tujuannya minimasi, maka penalty bertanda (+), dengan M adalah bilangan yang cukup besar.
Contoh 1 Solusi PL dg Teknik M
Metoda Big M (metode
penalty)
Contoh 1
: Cari solusi PL
berikut ini :
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
Berdasarkan kendala :
X1 ≤ 4
2X2 ≤ 12
3X1 +
2X2 = 18
X1, X2
≥ 0
Penyelesaian :
Karena pembatas ketiga bertanda ( = ) maka untuk mendapatkan solusi basis awalnya kita harus menambahkan variable artificial sehingga diperoleh bentuk :
Maksimumkan :
Z =
3X1 + 5X2 + 0.S1 + 0.S2 – MR1
X1 + S1 = 4
2X2 +
S2 = 12
3X1 + 2X2 + R1
= 18
X1, X2, R1 , S1, S2 ≥ 0
Untuk memasukan model diatas kedalam bentuk table, maka terlebih dahulu subtitusikan
R1 dari persamaan kendala ketiga :
R1 = 18 - 3X1 + 2X2
Kemudian masukan kedalam persamaan Z :
Z = 3X1 + 5X2 + 0.S1 + 0.S2 – M(18 - 3X1 + 2X2 )
Atau
Z = (3M + 3)X1 + (2M – 5)X2 + 0.S1 + 0.S2 – 18M atau
Z - (3M + 3)X1 - (2M – 5)X2 - 0.S1 - 0.S2 = -18M
Sehingga tabel simpleks awal (iterasi 0) dan iterasi ke 1 diberikan dalam tabel berikut ini :
Contoh 1 Solusi PL lanjutan - Terlihat pd. Tabel 1 (iterasi 0), X1 terpilih sebagai entering var. (koef. Negatip terbesar) dan S1 terpilih sebagai leaving var. (memp. Ratio terkecil).
- Karena koef. Entering var. untuk S1 adalah 1, pers. poros baru (X1) pada Tabel 2 sama dengan pers poros lama (S1) pada Tabel 1.
- Pers. Z yg baru = Pers. Z yg lama – koef. Entering x pers. poros baru
- baris Z baru = Z lama – (3M+3) x pers./baris poros baru ® ini merupakan OBE (operasi baris elementer).
- Pers. R1 yg baru = pers. R1 yg lama – koef. Entering x pers.poros baru
- baris R1 baru = baris R1 lama – 3 x per./baris poros baru.
- Hasil selengkapnya ditampilkan pada Tabel 2 (iterasi 1).
- Dari Tabel 2, X2 terpilih sebagai entering v. dan R1 terpilih sebagai leaving var., dan pers. /baris Z, X1 yang baru dihitung seperti halnya.
Terima kasih atas Postingannya....!!!
BalasHapus